ciri ciri tunas air
Porifera Pengertian, Ciri-Ciri, Struktur, Reproduksi, dan Manfaatnya + Gambar. Porifera adalah salah satu kelompok invertebrata atau hewan tidak bertulang belakang yang permukaan tubuhnya memiliki pori. Pori-pori ini terhubung melalui saluran kecil menuju rongga dimana dindingnya memiliki rambut getar.
Ciriciri hewan porifera terlengkap beserta penjelasannya - menurut definisinya, porifera ini artinya mempunyai. Jadi hewan porifera ini adalah hewan yang mempunyai lubang kecil. Beberapa Porifera juga bereproduksi secara vegetatif, fragmen tubuh mereka (tunas) yang patah oleh arus air dan dibawa ke lokasi lain, dimana porifera akan
CiriCiri plasmodium Ciri Ciri Plasmodium - Plasmodium termasuk kedalam kelas Sporozoa, kelas sporozoa ini mempunyai ciri-ciri bersel satu ( berukuran mikroskopis ) dan berkembangbiak dengan perantaraan spora-spora, dari anggota kelas sporozoa ini mempunyai sifat yang sama yaitu : hidup sebagai parasit tidak mempunyai alat untuk bergerak.
Zatmakanan hasil pencernaan kemudian diedarkan oleh sel amoebosit. Pernapasan dilakukan oleh masing-masing sel dengan cara difusi. Reproduksi vegetatif menghasilkan tunas (gemmulae) yang dilanjutkan dengan fragmentasi. Porifera memiliki kemampuan regenrasi ekstensif untuk mengganti bagian-bagian tubuh yang hilang.
CiriKhusus Tumbuhan Cocor BebekCiri Khusus Tanaman Cocor Bebek Ciri Khusus Tumbuhan Cocor Bebek memiliki ciri khas yaitu Mempunyai batang yang lunak dan beruas Daun cocor bebek memiliki warna hijau muda Daun dari tanaman ini memiliki daging yang tebal dan banyak memiliki kandungan air didalamnya Berkembang biak dengan cara tunas daun atau tunas adventif Pada tepi dan ujung daun yang telah
Single Tanzkurs Mülheim An Der Ruhr. Phylum Porifera Porifera berasal dari kata porus yaitu lubang-lubang kecil dan fera yaitu mengandung. Jadi, porifera berarti hewan yang memiliki pori. Porifera adalah sebuah filum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana. Sebagian besar jenis hewan “ Porifera ” ini hidup di laut, namun hanya sebagian saja yang hidup di air tawar. Untuk hewan Porifera ini memiliki ciri utama yaitu tubuhnya yang berpori-pori, bentuknya seperti vas bunga, pipih atau bercabang dan melekat di dasar air. Pada fungsi pori-pori ini sebagai tempat untuk masuknya air yang mengandung bahan makanan ke dalam tubuh. Untuk bagian rangka luar hewan ini terdiri atas spikula yang tersusun dari zat kapur dan zat kersik. Porifera ini merupakan salah satu hewan yang menyusun terumbu karang, hewan ini banyak terdapat di air laut ada yang hidup sendiri soliter dan ada juga yang berkoloni. Hewan berpori Porifera yang hidup di air dangkal seperti di kolam atau aliran sungai ialah Spongillidae. Baca Juga Zigot adalah Contoh hewan yang Porifera yaitu Leucosolenia Euplectella Dan Spongilla Ciri-ciri umum filum Porifera Porifera merupakan hewan metazoan paling sederhana. Tubuh terdiri atas banyak sel. Bentuk tubuhnya seperti tabung atau jambangan yang berpori dan di dalamnya terdapat rongga tubuh. Rongga tubuh demikian disebut spongosol. Filum Porifera biasa hidup di laut, mulai dari daerah perairan pantai yang dangkal hingga daerah kedalaman 5,5 km. Tubuhnya melekat pada suatu dasar dan tidak dapat berpindah tempat sesil. Ciri-ciri morfologinya antara lain Tubuhnya berpori ostium Tubuh porifera asimetri tidak beraturan, meskipun ada yang simetri radial. Berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan. Ciri-ciri anatominya antara lain Memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askon, sikon dan leukon ragon Pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit Baca Juga Pengertian Sitoskeleton Struktur Tubuh Porifera Hewan ini termasuk hewan multiseluler, tetapi belum memiliki jaringan, organ dan sistem organ. Porifera memiliki ruang gastral sebagai kloaka. Pada ruangan hewan ini dikelilingi oleh dinding yang ditembus oleh sejumlah saluran yang tersusun majemuk, pada ruang gastral ini ujungnya terbuka yang disebut dengan oskulum. Air masuk kedalam tubuhnya melalui lubang atau pori-pori di permukaan tubuhnya. Dapat dikatakan bahwa tubuhnya yang berpori-pori tersebut berfungsi untuk menangkap makanannya. Kemudian makan dicerna dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel amuboid struktur tubuh Porifera bersifat diplpblastis karena terdiri atas dua lapisan sel tunas. Pada laipasan luar yang tersusun dari pinakosit dan mesoglea mengandung sel amuboid dan lapisan dalam yang tersusun dari koanosit. Di dalam mesoglea terdapat bermacam-macam sel, antara lain sebagai berikut Amoeboid, sel yang berfungsi mengedarkan zat-zat makanan. Skleroblas, sel yang berfungsi membentuk spikula. Porosit, sel yang berfungsi membuka dan menutup pori. Arkeosit, merupakan sel amoeboid embrional yang tumpul dan dapat membentuk sel-sel produktif. Baca Juga Kelenjar Timus adalah Cara Perkembang Biak Porifera Porifera Hewan Berpori dapat berkembang bisa dengan secara vegetatif dan generatif. Secara vegetatif yaitu perkembangbiakan yang dilakukan dengan membentuk kuncup dalam koloni. Kuncup muncul dari pangkal kaki porifera kuncup makin mebesar sehingga jika terbentuk beberapa kuncup, akan membentuk sebuah koloni. Selain itu potongan tubuhnya yang terlepas akan mudah tumbuh menjadi porifera baru. Porifera air tawar dapat berkembang dengan gemmula atau terbungkusnya sel-sel koanosit dengan kuat dan tebal. Keadaan yang demikian merupakan bentuk pertahanan porifera terhadap kekeringan. Bila air telah cukup akan tumbuh lagi menjadi porifera baru. Secara generatif dilakukan dengan pembuahan antar ovum dan spermatozoid. Porifera termasuk hewan yang hermafrodit berkelamin ganda , hasil pembuahan berupa zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia. Karena bersilia, larva dapat bergerak bebas dan akhirnya akan menempel pada tempat tertentu dan kemudian tumbuh menjadi porifera baru. Klasifikasi porifera dapat dibagi menjadi 3 kelas yakni Kelas Calcarea Kelas Hexactinellida Kelas Demospongia Baca Juga Faktor Penyebab Kerusakan Laut Berikut ini penjelasan singkat masing-masing kelas Porifera tersebut Kelas Calcarea Porifera Hewan Berpori ini termasuk dalam kelas ini ialah bunga karang spikulum dari kapur misalnya Granti dan Leucosoelenia. Pada tubuhnya berbentuk silindris dengan panjang tubuh kira-kira 2,5 cm. Ruang gastral dihubungkan oleh lubang-lubang berpori, dinding sel radial berflagelum berfungsi sebagai pencerna makanan. Makanannya berupa plankton, hewan, tumbuhan kecil dan bahan organik. Air masuk melalui pori menuju saluran radial dan keluar kloaka, lalu ke oskulum. Bunga karanga tidak dapat bergerak tetapi oskulumnya dapat menutup. Calcarea banyak dijumpai di pantai Laut Atlantik. Calcarea ini dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual, secara aseksual perkembangbiakan dilakukan dengan cara membentuk tunas eksternal, memisahkan diri dan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Perkembangbiakan dengan cara aseksual juga dapat dilakukan secara internal gemmula sedangkan secara seksual dilakukan dengan pembentukan gamet jantan dan betina. Calcarea ini dapat digunakan sebagai alat untuk membersihkan badan spongia ataupun mencuci barang. Caranya ialah dengan mangambil bagian skeletonnya yang tidak mengandung protoplasma. Pertama-tama Calcarea diambil dari dasar laut, lalu dipukuli, diputihkan, dipotong-potong dan kemudian dikeringkan. Kelas Hexactinellida Porifera yang masuk dalam kelas ini terkenal dengan nama bunga karang gelas Hyalospongiae mereka hidup dilaut, mempunyai spikula dengan enam jejari polong, tubuh dapat mencapai panjang hampir 1 m dan hidup di kedalaman m. Contoh porifera dari kelas ini adalah Euplectella aspergillum. Kelas Demospongia Porifera kelas Demospongia ini bisa hidup di air laut dan juga ait tawar, spikulanya berbentuk serabut sebagai spongia atau silika yang tersusun menjadi enam jejari. Contoh Demospongia ialah Spongilla sp. air tawar sebagai komoditas perdagangan dan Euspongia sp. Yang digunakan sebagai pembersih kulit pada saat mandi. Sebagai ahli berpendapat bahwa kelas Hexactinellida dan kelas Demospongia dapat disatukan dalam kelas Noncalcarea. Porifera merupakan hewan penyusun terumbu karang koral sehingga memiliki fungsi ekologis yang sangat penting bagi ekosistem perairan laut. Baca Juga Organel Sel Tumbuhan Pencernaan makanan Makanan porifera berupa plankton atau bahan organik yang masuk bersama aliran air melewati pori. Porifera tidak memiliki sistem saluran pencernaan makanan. Sistem pencernaannya berlangsung secara intraseluler. Makanan masuk ke dalam sel leher koanosit. Di dalam sel tersebut berlangsung proses pencernaan makanan. Selanjutnya, zat makanan diedarkan oleh sel-sel amoeboid ke seluruh tubuh. Sistem saluran air Porifera memiliki sistem saluran air, mulai dari pori tubuh dan berakhir pada lubang keluar yang disebut oskulum. Saluran air tersebut berfungsi sebagai alat untuk melewatkan bahan makanan dari luar ke dalam tubuh dan zat-zat sisa metabolism ke luar tubuh. Ada beberapa tipe sistem saluran air pada porifera, yaitu sebagai berikut Tipe askon Merupakan tipe paling sederhana dan bentuknya seperti jambangan bunga. Air yang masuk melalui pori atau ostium bergerak melewati saluran menuju rongga tubuh spongosol. Selanjutnya, air keluar melalui oskulum. Tipe ini dijumpai pada Leucosolenia. Tipe sikon Pada tipe ini, ostiumnya dihubungkan dengan saluran air yang bercabang-cabang ke rongga-rongga sel koanosit. Selanjutnya sel bergerak menuju spongosol dan akhirnya keluar melalui oskulum. Tipe ini dijumpai pada Scypha. Tipe leukon ragon Merupakan tipe saluran air yang paling kompleks. Air masuk melalui ostium menuju ke rongga-rongga bulat yang saling berhubungan. Air dari rongga mengalir menuju ke spongosol dan akhirnya ke luar melalui oskulum. Tipe ini di jumpai pada Spongila. Baca Juga Coelenterata – Pengertian, Ciri, Klasifikasi dan Peranan Rangka Porifera Tubuh porifera memiliki bahan pembentuk kerangka spikula. Bahan rangka tersebut ada bermacam-macam. Berikut ini beberapa kelompok porifera berdasarkan bahan rangka tubuhnya. Porifera lunak Memiliki kerangka tubuh yang tersusun dari bahan spongin. Jika porifera mati, bagian tubuhnya dapat digunakan sebagai alat penggosok tubuh pada waktu mandi dan penggosok alat-alat rumah tangga. Bahan tersebut biasanya disebut sponsa. Porifera kapur Memilki kerangka tubuh yang tersusun dari zat kapur CaCo3. Porifera silikat Memilki kerangka tubuh yang tersusun dari bahan kristal silikat H2Si3O7 Reproduksi Porifera dapat melakukan reproduksi secara vegetatif dan generative. Reproduksi secara vegetatif atau aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup atau budding. Kuncup akan memisahkan diri dari tubuh induknya dan tumbuh menjadi individu baru. Selain itu, ada juga yang menempel pada tubuh induknya sehingga tampak seperti koloni porifera. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar. Reproduksi secara generatif atau seksual berlangsung melalui pertemuan ovum dan spermatozoid . kedua sel gamet tersebut berkembang dari sel arkeosit. Pembuahan ovum oleh spermatozoid terjadi di daerah mesoglea dan membentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk larva yang bersilia yang dinamakan amfiblastula. Selanjutnya, larva tersebut akan keluar dari tubuhnya melalui oskulum, berenang mencari lingkungan yang sesuai dan tumbuh menjadi porifera dewasa. Baca Juga Nodus Limfa adalah Klasifikasi filum Porifera Berdasarkan bahan pembentuk rangka tubuh atau spikulanya, porifera dapat dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu sebagai berikut. Kelas Calcarea Calcarea dalam latin, calcare = kapur atau Calcispongiae dalam latin, calci = kapur, spongia = spons. Anggota kelas ini biasa hidup di daerah pantai yang dangkal, bentuk tubuhnya sederhana. Kerangka tubuh kelas Calcarea berupa spikula seperti duri-duri kecil dari Kalsium Karbonat. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk sepeti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder. Tinggi tubuh kurang dari 10 cm. Semua anggotanya memiliki kerangka tubuh yang terbuat dari bahan CaCo3 denagn koanosit yang besar. Contohnya, Leucosolnia, Clatharina, Grantia, Sycon, dan Scypha. Kelas Hexactinellida Hexactinellida dalam bahasa yunani, hexa = enam atau Hyalospongiae dalam bahasa yunani, hyalo = kaca atau transparan, spongia = spons memiliki spikula yang tersusun dari silika. Hidup soliter di laut pada kedalaman 200-1000 m, sistem saluran air tipe askon. Kerangka tubuhnya tersusun dari zat kersik H2SiO3 dan spikulanya berduri enam seperti bintang. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau mangkuk. Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm. Bentuk tubuh umumnya berbentuk silinder atau corong. Contohnya, Euplectella, Pheronema, dan Hyalonema. Kelas Demospongiae Demospogiae dalam bahasa yunani, demo = tebal, spongia = spons memiliki rangka yang tersusun dari serabut spongin. Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit. Fungsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari. Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang. Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter. Umumnya hidup di laut, meskipun sebagian kecil ada yang hidup di air tawar. Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air tawar. Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenis porifera. Kerangka tubuhnya tersusun dari zat kersik, spongin atau campuran keduanya. Sistem saluran airnya berupa tipe leukon. Contohnya, Euspongia, Spongilla, Cliona, dan Microciona. Peranan Porifera dalam kehidupan manusia Dalam kehidupan manusia, porifera belum memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pada beberapa Negara maju, misalnya Amerika, porifera dimanfaatkan sebagai alat penggosok tubuh pada waktu mandi dan alat untuk membersihkan kaca. Namun spons mandi yang banyak digunakan umumnya adalah spons buatan, bukan berasal dari kerangka porifera. Beberapa jenis Porifera yang dapat digunakan sebagai spons mandi yaitu Spongia dan Hippospongia. Zat kimia yang di keluarkannya memilki potensi obat penyakit kanker dan penyakit lainnya. Demikianlah pembahasan mengenai Filum Porifera ini semoga dengan adanya ulasan tersebut bisa menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂
Pohon karet Hevea brasiliensis adalah pohon yang berasal dari Brazil. Jauh sebelum pohon karet dibudidayakan, penduduk asli di berbagai tempat seperti Amerika Serikat, Asia, dan Afrika Selatan menggunakan tanaman jenis lain yang juga menghasilkan getah. Contohnya, getah juga dapat diperoleh dari pohon Castilla elastica karet panama. Sekarang tanaman tersebut kurang dimanfaatkan lagi getahnya setelah pohon karet Hevea brasiliensis telah dikenal secara luas dan banyak dibudidayakan. Sebagai penghasil lateks, tanaman karet menjadi salah satu tanaman yang dikebunkan secara besar-besaran. Pohon karet pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1864 yaitu saat masa penjajahan Belanda. Tepatnya, tumbuhan karet dikenalkan di Kebun Raya Bogor sebagai tanaman koleksi. Kemudian, pengelola Kebun Raya Bogor melakukan pengembangan pohon karet ke beberapa daerah sebagai tanaman perkebunan komersial. Daerah yang pertama kali digunakan sebagai tempat uji coba penanaman karet adalah Pamanukan dan Ciasem, Jawa Barat. Jenis pohon karet yang pertama kali diuji di kedua daerah tersebut adalah spesies Ficus elastica atau karet rembung. Untuk jenis karet Hevea brasiliensis baru ditanam di Sumatera bagian timur pada tahun 1902 dan Jawa pada tahun 1906. Infografis penjelasan singkat mengenai pohon karet Muhamad Iqbal/LindungiHutan. Klasifikasi Pohon Karet Pohon karet memiliki klasifikasi taksonomi sebagai berikut KingdomPlanteaDivisiSpermatophytaSub DivisiAngiospermaeKelas DicotyledoneaeOrdo EuphorbialesFamili EuphorbiaceaeGenus HeveaSpesies Hevea brasiliensisTabel taksonomi tumbuhan karet Hevea brasiliensis. Karet Hevea brasiliensis adalah tanaman dengan habitus pohon yang tumbuh tinggi dan memiliki batang cukup besar. Batangnya mengandung getah yang dinamakan lateks. Tumbuhan karet biasanya memiliki percabangan yang tinggi di bagian atas. A. Akar Sementara itu, akar pohon tergolong jenis akar tunggang sehingga mampu menopang batang untuk tumbuh besar dan tinggi. Akar tunggang dapat menunjang tanah pada kedalaman 1-2 m. Sedangkan akar lateralnya dapat menyebar sejauh 10 m. Bagian akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah bulu akar yang berada pada kedalaman 0-60 cm dan jarak 2,5 m dari pangkal pohon. B. Daun Daun karet memiliki warna hijau. Panjang tangkai daun utamanya sekitar 3-20 cm, sedangkan panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm dan ujungnya bergetah. Dalam satu helai daun, biasanya terdapat 3 anak daun dengan bentuk elips, memanjang, dengan ujung daun meruncing. Daun pohon karet akan berubah warna menjadi kuning atau merah pada saat musim kemarau. C. Bunga Pohon Karet Bunga pohon karet terdiri dari bunga jantan dan betina dengan tipe perbungaan malai. Bagian pangkal tenda bunganya berbentuk lonceng dengan panjang 4-8 mm. Bunga betina memiliki ukuran yang sedikit lebih besar dibandingkan bunga jantan dan mengandung bakal buah dengan 3 ruang. Kepala putik yang akan dibuahi dalam posisi duduk dengan jumlah 3 buah. Pada bunga jantan memiliki 10 benang sari yang tersusun menjadi suatu tiang. Kepala sari terbagi dalam 2 karangan dan tersusun satu lebih tinggi dari yang lain. Paling ujung adalah suatu bakal buah yang tidak tumbuh sempurna. D. Buah dan Biji Karet Pohon karet Hevea brasiliensis memiliki tipe buah polong diselaputi kulit yang keras. Buah karet dilapisi oleh kulit tipis berwarna hijau dan di dalamnya terdapat kulit yang keras dan berkotak. Setiap kotak berisi sebuah biji berlapis tempurung yang setelah tua warna kulit buahnya berubah menjadi keabu-abuan dan kemudian mengering. Saat matang, buah karet akan pecah dan jatuh, dan di tiap ruasnya terdapat 2-4 kotak biji. Pada umumnya terdapat 3 kotak biji di mana pada setiap kotak terdapat 1 biji. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Dalam setiap ruang buah karet, terdapat biji di dalamnya dengan jumlah 3-6 sesuai dengan jumlah ruangnya. Habitat Pohon Karet Pohon karet dapat tumbuh baik pada kondisi suhu rata-rata harian 28°C dengan kisaran 25-35°C dan curah hujan tahunan rata-rata antara mm dengan hari hujan mencapai 150 hari/tahun. Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah daerah-daerah di Indonesia di bagian barat seperti Sumatera, Jawa, dan Kalimantan karena memiliki iklim yang lebih basah. Untuk curah hujannya, akan lebih baik lagi apabila hujannya dapat merata sepanjang tahun, dengan hari hujan berkisar 100-150 hari/tahun. Namun, intensitas hujan juga dapat berpengaruh terhadap proses penyadapan. Jika sering terjadi hujan di pagi hari, maka produksi getahnya akan berkurang. Apabila penyadapan dipaksa saat terjadi hujan, maka kualitas lateksnya menjadi encer. Daerah yang baik bagi pertumbuhan dan pengusahaan tanaman karet terletak di sekitar ekuator khatulistiwa antara 100 LS dan 100 LU. Karet juga masih bisa tumbuh dengan baik sampai batas 200 garis lintang. Untuk topografinya, pohon karet dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian maksimal 500 mdpl. Pada ketinggian lebih dari 500 mdpl, pertumbuhannya akan terhambat dan produksi getahnya akan kurang memuaskan. Untuk kondisi faktor edafik, pohon karet Hevea brasiliensis sangat toleran terhadap berbagai kondisi tanah dan tidak memandang jenis-jenis tanah. Karet dapat tumbuh dengan baik pada rentang pH 3,5-7,0. Tingkat pH optimum harus disesuaikan dengan jenis tanahnya, misal pada red basaltic soil pH 4-6 sangat baik bagi pertumbuhan karet. Beberapa sifat-sifat tanah yang cocok untuk pertumbuhan pohon karet antara lain yaitu Solum cukup dalam 100 cm atau lebih dan tidak terdapat batu-batuan,Aerasi dan drainase baik,Remah, porus, dan dapat menahan air,Tekstur terdiri atas 35% liat dan 30% pasir,Tidak bergambut dan jika bergambut tidak lebih tebal dari 20 cm,Kandungan unsur hara N, P dan K cukup dan tidak kekurangan unsur mikro,Kemiringan tanah tidak lebih dari 16%,Permukaan air tanah tidak kurang dari 100 cm. Cara Menanam dan Budidaya Pohon Karet Cara menanam dan budidaya pohon karet memiliki beberapa tahapan untuk menanam dan memelihara tanaman karet yaitu Bibit karet dalam polybag yang siap ditanam di lapangan ditandai dengan payung daun terakhir yang sudah tua. Penanaman dilakukan dengan cara kantong polybag dibuka, bibit diletakkan di tengah-tengah lubang tanam, kemudian ditimbun dengan tanah. Penanaman sebaiknya dilakukan saat musim hujan. Apabila ditanam pada musim panas sebaiknya lubang tanam disiram penyulaman, bibit yang baru ditanam harus diperiksa setiap 1-2 minggu. Bibit yang mati segera disulam agar populasi tanaman dapat tunas palsu dan tunas cabang, dilakukan agar tanaman menghasilkan batang utama yang lurus. Tunas palsu adalah tunas yang tumbuh bukan dari mata okulasi. Tunas palsu ini harus dibuang sebelum berkayu. Tunas cabang adalah tunas yang tumbuh pada batang utama pada ketinggian sampai dengan m. Pemotongan tunas cabang dilakukan sebelum tunas percabangan, dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pengikatan batang, penyanggulan, pengguguran daun, pembuangan ujung tunas, pemenggalan ujung batang, dan pengeratan batang. Cara yang dianjurkan untuk dilakukan adalah tumpang sari, tujuannya yaitu untuk meningkatkan produktivitas lahan, mengurangi resiko rendahnya harga pada suatu komoditas, dan memberikan pendapatan pada masa sebelum tujuannya untuk mempercepat pertumbuhan dan matang sadap. Pemberian pupuk sebaiknya dilakukan pada saat pergantian musim dari musim penghujan ke musim kemarau. Manfaat Pohon Karet Pohon karet merupakan salah satu tanaman perkebunan yang sangat menguntungkan. Tanaman karet dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan, kesempatan kerja, menambah devisa negara, pendorong pertumbuhan ekonomi sentra-sentra baru di wilayah sekitar perkebunan karet, maupun meningkatkan pelestarian lingkungan dan sumber daya hayati. Pada dasarnya, industri karet terbagi atas dua jenis, yaitu karet alam dan karet sintetis. Beberapa jenis karet alam yang dikenal luas antara lain bahan olah karet, karet konvensional, lateks pekat, karet bongkah block rubber, karet spesifikasi teknis crumb rubber, karet siap olah tyre rubber dan karet reklim reclaimed rubber. Selain dimanfaatkan getahnya, sebenarnya kayu karet juga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan furniture. Namun, pemanfaatan yang dilakukan belum optimal sehingga diperlukan upaya pemanfaatan lebih lanjut. Baca juga Pengertian Blue Carbon dan Manfaat Karbon Biru FAQ Apa itu Pohon Karet? Pohon karet Hevea brasiliensis merupakan tanaman yang berasal dari Brazil. Tumbuhan ini merupakan sumber utama bahan karet alam dunia. Apa Ciri-ciri Pohon Karet? Karet Hevea brasiliensis termasuk tumbuhan dengan habitus pohon yang tumbuh tinggi dan memiliki batang cukup besar. Penjelasan morfologi dan ciri-ciri pohon karet telah kita ulas pada pembahasan ini. Referensi yang digunakan dalam artikel ini Penulis Septi Purwaningsih Editor Tasqiya Ratnasari
Pengertian Oomycetes Jamur air atau Oomycota adalah kelompok protista uniseluler yang berfilamen. Jamur air secara fisik mirip dengan fungi. Mereka mikroskopik. Nama “jamur air” yang diberikan berdasarkan fakta bahwa mereka tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban yang tinggi dan berair. Oomycetes yang dikenal juga dengan jamur air merupakan kelompok protista bersel tunggal yang berfilamen. Dari segi fisik menyerupai dengan fungi jejamuran , organisme ini pernah dimasukkan sebagai anggota fungi bahkan sampai sekarang kajian biologinya masih dimasukkan kedalam mikologi imu tentang biologi fungi . Oomycetes dalam bahasa inggris disebut juga sebagai water moulds jamur air karena kebiasaannya yang dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban yang terbilang tinggi dan berair. Oomycetes yang meliputi jenis-jenis jamur lendir uniseluler yang membentuk benang-benang miselium yang bercabang-cabang. Beberapa jenis ada yang bersifat saprofit sebagai decomposer dan ada yang bersifat parasit pada tanaman dan hewan air. Untuk reproduksi aseksual pada Oomycetes yang hidup di air dengan zoospore berflagel dua. Sedangkan yang hidup didarat dengan sporangium dan konidium. Reoproduksi seksual dengan oogami. Selnya membentuk struktur yang mengandung sel telur dan struktur yang membentuk sel sperma. Dari kedua struktur ini kemudian bersatu sehingga terjadi pembuahan yang menghasilkan zigot diploid yang kemudian tumbuh membentuk spora berdinding tebal, yang disebut zoospore dengan dua flagella, satu flagella tidak berbulu menjurus ke belakang dan satu flagella berbulu yang menjurus ke bagian depan. Zoospore ini bila berkecambah akan membentuk indivindu yang baru. Oomycetes sangat penting ekonomi dan ilmu pengetahuan karena banyak menyebabkan penyakit pada hewan dan tanaman budidaya. Contoh ialah sebagai berikut Lagenidium rabenhorsit yang memiliki hifa bercabang yang hidup parasit dalam sel-sel ganggang. Saprolegnia parasitica parasit pada ikan dan telur-telur ikan Phytium debaryanum menyebabkan busuk pada kecambah Phytophthora infestans merupakan parasit yang menyerang tanaman kentang, tomat dan sebagainya. Pythophtora faberi menimbulkan penyakit pada tanaman karet pada luka bekas sadapan. Plasmopara viticola merupakan parasit pada tanaman anggur. Pseudoperonospora cubensis, parasit pada tanaman mentimun. Albugo candida, parasit pada tanaman kol, kubis dan kelompok Cruciferae yang lain. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Jamur Zygomycota Beserta Ciri-Cirinya Fungsi Peranan Oomycota Oomycota memiliki peranan yang pada umunya merugikan. Kenamyakan Oomycota hidup sebagai pengurai dan parasit pada hewan, tumbuhan dan bahkan pada Oomycota yang lain. Berikut beberapa peranan Oomycota, yaitu Achlya sp yang hidup parasit pada ikan. Saprolegnia pada ikan. Plasmopora viticola hidup parasit pada tanaman anggur. Sclerospora maydis penyebab penyakit bulai pada jagung. Phytophthora infestans menyebabkan penyakit lateblight pada kentang. Phytophhtora faberiyang hidup parasit pada tanaman karet. Phytophthora nicotianae yang hidup parasit pada tanaman tembakau. Phytophthora palmifora yang hidup parasit pada tanaman kelapa. Phytophthora sp juga dapat menyebabkan penyakit pada buah cokelat, tanaman lada, kina, kelapa, cengkeh, tembakau, dan jarak. Phytium sp dapat menimbulkan penyakit rebah semai dan pembusukan pada kecambah tembakau. Saprolegnia, Aphanomyces dan Achlya merupakan Oomycota yang sering menginfeksi ikan gurame Osphronemus gouramy. Jamur air tersebut tersebar di perairan tawar dan menginfeksi ikan liar maupun ikan budidaya, terutama induk dan telur ikan. Secara eksternal, serangan jamur ini dapat dilihat dengan adanya gumpalan putih pada tubuh ikan. Sedangkan secara internal, serangan suatu penyakit dapat dilihat melalui gambaran darah ikan yang terinfeksi skripsi FPIK IPB, 2006. Penyakit lateblight pada kentang Solanum tuberosum yang disebabkan oleh Phytophtora infestans menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi para petani kentang. Gejala pertama yang timbul dari serangan jamur tersebut berupa bercak kecil kecoklatan yang muncul di daun. Dalam kondisi basah, bercak tersebut akan cepat menyebar sehingga seluruh bagian tanaman menjadi coklat dan busuk. Akibatnya, fotosintesis terhenti sehingga tidak ada makanan untuk disimpan di umbi akar. Miselium berkembang menghasilkan sporangia aseksual, yang mudah menyebar melalui udara dan menginfeksi tanaman sehat sehingga untuk mencegah penyebaran penyakit ini, semua tanaman yang terinfeksi harus dibakar, dan hanya menanam umbi yang bebas penyakit. Daun tanaman dihancurkan sebelum umbi dipanen untuk menekan resiko penyebaran spora ke tanaman lain. Tanaman juga perlu disemprot fungisida secara teratur karena fungisida akan melapisi daun sehingga enzim jamur tidak berfungsi. Fungisida juga dapat mencegah pertumbuhan miselium. Phythium sp yang menyebabkan penyakit rebah damping off pada biji yang berkecambah. Penyakit rebah tersebut merupakan pembusukan pada leher akar tumbuhan yang sedang berkecambah sehingga leher akar mengecil sehingga akar tidak mampu menopang batang tumbuhan tersebut. Jamur ini menyebar dengan cepat di rumah kaca yang kondisinya ini dapat dikendalikan dengan mensterilkan tanah di rumah kaca dengan pengasapan dan menghindari jarak tanaman yang terlalu rapat. Beberapa jenis Phythium bahkan menjadi parasit pada Oomycota lain dan jamur. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan 10 Ciri-Ciri Dan Contoh Protista Mirip Jamur Serta penjelasannya Ciri – Ciri Umum Oomycota Oomycota dikenal juga dengan jamur air, adalah kelompok protista bersel tunggal yang berfilamen. Anggota-anggotanya secara fisik mirip dengan fungi jamur, sehingga organisme ini pernah dimasukkan sebagai anggota fungi, bahkan hingga sekarang kajian biologinya masih dimasukkan ke dalam mikologi ilmu tentang biologi fungi. Dalam bahasa Inggris, Oomycota disebut juga sebagai water moulds “jamur air” karena kebiasaannya yang tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban yang tinggi dan berair. Ada juga disebutkan Oomycota berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara reproduksi seksual pada jamur air. Beberapa anggota Oomycota bersifat uniseluler dan tidak memiliki kloroplas. Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa, yang berbeda dengan dinding sel jamur sejati yang terbuat dari polisakarida yang disebut kitin. Yang membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel biflagellata yang terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara jamur sejati tidak memiliki flagella. Sebagian besar jamur air hidup secara bebas atau melekat pada sisa-sisa tumbuhan di kolam, danau, atau aliran air. Meraka hidup sebagai pengurai dan berkoloni. Walaupun begitu, ada juga yang hidup pada sisik atau insang ikan yang terluka sebagai parasit. Contoh anggota Oomycota adalah Saprolegnia, Phytium, dan Phytoptora infestans. Selain bersifat parasit, jamur air juga bersifat patogen dapat menimbulkan penyakit, seperti menyebabkan pembusukan kayu pada kentang dan tomat. Ciri-ciri dari Oomycota adalah sebagai berikut Benang-benang hifa tidak bersekat melintang senositik sehingga di dalamnya di jumpai inti dalam jumlah banyak. Dinding selnya terdiri dari selulosa. Melakukan reproduksi aseksual dengan membentuk zoospore yang memiliki 2 flagela untuk berenang di dalam air. Melakukan reproduksi secara seksual dengan membentuk gamet sel kelamin setelah fertilisasi akan terbentuk zigot yang tumbuh menjadi oospora. Nama divisi Oomycota diambil dari cirri jamur ini yang dapat menghasilkan oospora. Oospora adalah spora yang dibentuk oleh zigot yang berdinding tebal, dan setelah itu terjadi fase istirahat. Dinding tebal itu digunakan sebagai perlindungan. Jika kondisi memungkinkan, spora akan tumbuh menjadi hifa baru. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Kingdom Fungi/Jamur Struktur sel Filum Oomycota Dinding Sel Oomycota berbeda dari fungi karena dinding selnya terbuat dari selulosa, bukan kitin, seperti yang dimiliki oleh fungi. Hal inilah yang menyebabakan Oomycota berada dalam Kingdom ProtistaTjitrosoepomo,1989. Alat Gerak Ciri khas dari jamur ini adalah menghasilkan sel berflagela hasil reproduksi aseksual yang berguna untuk berenang di dalam air, sedangkan pada jamur yang lain tidak pernah menghasilkan flagela. Spora yang memiliki flagel ini disebut zoospora, yang dikeluarkan dari sporangium berbentuk gada. Setelah berhenti tidak bergerak, zoospora lalu membulat, bulu cambuk ditarik ke dalam, melekat pada suatu alas, dan membuat suatu membran. Selanjutnya spora ini tumbuh menjadi individu baru tergantung pada keadaan lingkungannyaTjitrosoepomo,1989. Nutrisi Filum Oomycota ada yang berperan sebagai saprofit dan ada yang berperan sebagai parasit. Peran Oomycota adalah sebagai dekomposer dalam suatu ekosistem. Dengan peran tersebut, anggota dari filum ini mendapat nutrisi dari zat yang diserap nutrisinya, misalnya Phytophtora yang menyerang pada tanaman kacang, kentang, lada, kina, kelapa, cengkih, tembakau, jarak, dan buah coklat akan mendapat karbohidrat, selulosa, protein dan lain-lain. Inti Sel Oomycota mempunyai banyak inti yang terdapat dalam benang-benang hifa yang tidak bersekatPratiwi dkk, 1996. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Rangkuman Materi Jamur Fungi Beserta Penjelasannya Habitat Oomycota Jamur ini hidup di tempat yang lembap atau di air. Jamur ini umumnya hidup saprofit, namun dapat pula ini dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban yang tinggi dan berairKusumawati,2010. Filum Oomycota hidup di tempat lembap atau berair. Struktur talus berupa miselium yang tersusun atas hifa bercabang-cabang dan tidak bersekat-sekat. Hifa ini mengandug banyak inti. Dinding sel tersusun atas selulosa. Inti sel banyak terdapat dalam benang-benang hifa yang tidak bersekat. Reproduksi generaitf dengan kontak gametangium yang kemudian dihasilkan oospora berinti haploid, sedangkan reproduksi vegetatif dengan spora kembarazoospora berflagela ganda yang dihasilkan oleh sporangium, zoospora ini berinti diploid. Anggota dari filum Oomycota ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula yang hidup sebagai parasit pada organisme yang masih hidup ataupun pada organisme yang telah mati. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Klasifikasi Jamur Terlengkap Reproduksi Daur Hidup Oomycota Dalam fase vegetatif dari pergiliran keturunannya, sel-selnya memiliki inti diploid, padahal fungi memiliki inti haploid. Berdasarkan kajian biologi molekuler, organisme ini ternyata berhubungan lebih dekat dengan alga coklat dan diatom daripada dengan fungi, sehingga digolongkan dalam filum heterokontophyta. Nama ini berasal dari tahap sel motil bergerak yang berciri memiliki dua flagella tidak sama panjang. Beberapa anggota Oomycota memproduksi spora aseksual yang disebut zoospora. Mereka juga memproduksi spora seksual yang disebut oospopra. Reproduksi secara aseksual lebih berperan untuk kolonisasi species, sedangkan reproduksi secara sekual untuk variasi adaptif dengan lingkungan. Reproduksi Aseksual Bermula dengan adanya zoosporangium 2n yang berada pada ujung hifa yang terbentuk dari benang atau hifa yang membengkak. Di dalam sporangium tersebut, dihasilkan spora yang berflagella yang disebut zoospora 2n. Ketika zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah dan tumbuh menjadi mycelium baru. Namun jika lingkungan yang tidak memungkinkan, maka Zoospora ini kemudian membentuk sista 2n untuk bertahan hidup. Reproduksi Seksual Reproduksi ini terjadi dengan cara oogami. Di dalam oogonium dibentuk sel telur, sedangkan di dalam anteridium tidak terbentuk sel sperma, tetapi terdapat banyak inti. Jika anteridium bersentuhan/menempel dengan oogonium akan menghasilkan saluran fertilisasi yang akan menembus oogonium dan menyediakan jalan bagi perpindahan inti. Pembuahan oosfer sel telur menghasilkan zigot. Zigot mempunyai dinding tebal dan tahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan, seperti udara dingin dan kekeringan. Zigot akan berkembang menjadi oospora. Setelah mengalami fase istirahat, intinya mengalami reduksi dan selanjutnya tumbuh menjadi individu baru. Dimana individu baru ini mula-mula berinti empat, tetapi selanjutnya berinti banyak. Selanjutnya zigot mengalami germinasi/ perkecambahan untuk terjadinya pembebasan zigot yang dapat mengalami pembelahan meiosis untuk menghasilkan individu-individu lainnya. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Reproduksi jamur – Pengertian, Vegetatif, Generatif, Mekanisme Contoh anggota dari Oomycota 1. Saprolegnia sp Jamur ini umumnya hidup saprofit di bangkai ikan dan serangga baik di darat maupun di air. Miseliumnya berkembang di dalam substrat, sedangkan yang terlihat di luar substrat berfungsi untuk perkembangbiakan. Jika diamati dengan mikroskop, di bagian ujung miseliumnya akan tampak sporangium yang menghasilkan zoospora. Saprolegnia sp yang hidup saprofit mudah dikembangbiakkan dengan meletakkan serangga mati atau biji kacang tanah pada cawan berisi air kolam. Hifa yang baru tumbuh akan menembus tubuh serangga atau biji kacang tanah untuk mendapatkan makanan. Sebagian hifa lainnya akan tumbuh keluar membentuk sporangium penghasil zoospora, sedangkan oogonium dan anteridiumnya berperan pada perkembangbiakan seksual. Contoh jamur dari Oomycotina lainnya adalah Achlya sp yang hidup saprofit, Saprolegnia sp parasit pada ikan, Plasmopora viticola hidup parasit pada 2. Phytophthora sp Biasanya hidup parasit pada tumbuhan budidaya, contohnya pada kentang. Miselium vegetatifnya berkembang dalam jaringan tubuh inang. Ujung-ujung hifanya dapat menjulur ke luar tubuh inangnya melalui stomata. Pada ujung hifa dapat terbentuk konidium yang mampu menghasilkan spora. Jika sporangium jatuh pada daun yang berair, zoospora akan keluar berkecambah atau tumbuh menjadi hifa dan membentuk miselium. Jika sebagian hifanya mencapai stoma/ lentisel maka akan tumbuh keluar membentuk kondium baru. Phytophthora dapat berkembang biak secara generatif dengan cara konjugasi zoospora yang dilakukan dalam laboratorium. Phytophtora sp tidak hanya menyebabkan penyakit pada tanaman kentang, melainkan dapat pula menyebabkan penyakit pada buah cokelat, tanaman lada, kina, kelapa, cengkeh, tembakau, dan jarak. Contoh jamur dari golongan ini antara lain Phytophtora infestans yang hidup parasit pada tanaman kentang. Phytoptora faberi yang hidup parasit pada tanaman karet Phytophtora nicotianae yang hidup parasit pada tanaman tembakau Phytophtora palmifora yang hidup parasit pada tanaman kelapa Phytophthora infestans yang hidup parasit pada tomat 3. Phytium sp Berkembang biak pada persemaian yang tanahnya lembab dan mengalami perubahan suhu serta kaya akan bahan organik. Umumnya parasit pada tumbuhan muda atau bibit tembakau, kina, nanas, jahe, bayam, dan kemiri. Kerusakan dapat terjadi bahkan pada saat belum berkecambah. Perkembangan aseksualnya dengan cara membentuk zoosporangium yang menghasilkan zoospora. Sedangkan secara seksual dengan pembuahan gamet yang akan menghasilkan oospora. Jamur ini juga mampu berkembang biak pada bahan organik yang mati didalam tanah. Pengaruh Oomycota Pada Organisme Dan Lingkungan Secara menyeluruh dari spesies oomycota tidak memiliki kegunaan secara khusus namun perannya sebagai protista mirip jamur air berperan dalam menguraikan sisa-sisa makhluk hidup di dalam air sehingga perairan tidak dipenuhi bangkai makhluk hidup. Sementara, secara umum oomycota ini bersifat parasit dan patogen pada pembusukan kayu, kentang, dan tomat. Daftar Pustaka air oomycotina, online, diakses pada tanggal 6 April 2015 Kusumawati, Klaten Intan Pariwara. Mirip Jamur, online, diakses pada tanggal 6 April 2015 Biologi. Jakarta Bumi Aksara Tjitrosoepomo, Universitas Gajah Mada Oomycota, online, diakses pada tanggal 6 April 2015 Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari
Akar ialah organ yang berperan atas menambatkan tanaman di dalam tanah, menyerap air dan mineral, dan menghantarkannya ke jaringan pengangkut dan bisa dipakai sebagai lokasi menyimpan cadangan makanan. Struktur akar diadaptasikan cocok atas fungsi-fungsinya. Tumbuhan monokotil memiliki sistem perakaran serabut. Setiap kumpulan angiospermae tumbuhan berbiji tertutup mempunyai benih biji yang dibekali atas akan akar radicula yang bakal menjadi akar lembaga akar primer ketika biji pecah berkecambah. Atas tanaman monokotil, akar lembaga yang hadir tak bertahan lama. Atas pertumbuhan selanjutnya akar lembaga atas monokotil bakal mati, dan bakal digantikan dengan tumbuhnya sebanyak akar yang memiliki ukuran yang sama besar dan sama-sama terbit dari pangkal batang. Akibat asal akar-akar ini bukan dari akar lembaga lalu akar ini disebut akar liar adventitious sebab tumbuh didaerah yang tidak biasanya. Pengertian Akar Serabut Akar serabut ialah sejumlah akar yang ada atas pangkal tanaman yang besar dan panjangnya hampir sama. Akar serabut lazimnya ada atas tanaman monokotil / tanaman berdaun lembaga satu, seperti palm, bambu, alang-alang, pisang, dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengertian akar serabut ialah “Akar samping yang terbit dari pangkal batang / buku umumnya bergerombol dan aktif guna menggantikan akar tunggang yang tidak dapat berkembang”. Menurut keterangan dari para keterangan ahli botani, yang di maksud akar serabut ialah bagian akar atas tanaman yang ada di unsur bawah yang tumbuh memanjang dari pangkal batang / akar utama atas umuran dan format yang hampir sama besar. Biarpun akar serabut ialah salah satu ciri dari tanaman monokotil, tidak berarti, tanaman dikotil tidak mempunyai akar serabut. Ada meski bentuk dan jumlahnya tidak sebanyak atas tanaman monokotil. Tanaman dikotil yang mempunyai akar serabut biasanya ialah tanaman dikotil yang di kembangbiakkan atas cara di cangkong / stek. Ciri-ciri Akar serabut Bentuk akar serabut menyerupai serabut Ukuran akar serabut relatif lebih kecil Tempat tumbuh akar serabut atas bagian pangkal batang Besaran setiap akar serabut condong nyaris sama semua Akar serabut biasanya dimiliki akibat tumbuhan berkeping satu monocotil seperti kelapa, padi, dan jagung. Akar serabut tak tertancap ke tanah terlalu dalam. Akarnya berbentuk bercabang-cabang Sistem perakaran serabut lemah yang bisa menyebabkan pohonnya mudah tumbang jika kena tiup angin kencang. Fungsi Akar Serabut Apa itu fungsi akar serabut? Fungsi akar serabut ialah untuk membuat tanaman menjadi kokoh meskipun kelihatan perakaran serabut tetap lebih lemah dibandingkan atas akar tunggang. Fungsi lain dari akar serabut ialah untuk menyerap air dan zat-zat mineral dari di dalam tanah menuju ke bagian tubuh yang memelukan, Menurut bentuknya, akar serabut bisa dibedakan menjadi. Benang Akar ini ialah akar serabut atas ukuran kecil-kecil dan berbentuk seperti benang. Contoh tumbuhan berakar serabut dari jenis ini ialah padi Oryza sativa L., atas kebanyakan rumput-rumputan Tambang Akar serabut ini berupa kaku, keras dan cukup besar serta menyerupai tali tambang. Contoh tumbuhan berakar serabut dari jenis ini ialah kelapa Cocos nusifera L. Akar serabut besar. Akar serabut jenis ini berukuran lebih besar, hampir sebesar lengan, umumnya tak membentuk percabangan. Contoh tumbuhan berakar serabut dari jenis ini ialah pandan Pandanus tectorius Contoh Tumbuhan Akar Serabut. Pepaya Carica papaya Tebu Saccharum officinale Padi Oryza sativa Jagung Zea mays Pohon Kelapa Cocos nucifera Pisang Musa paradisiaca Rumput Poa annua Salak Salacca edulis Pinang Areca catechu Anggrek Orcidaceae Jenis-jenis akar Pada tumbuhan Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang. padatumbuhan Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut. Sedangkan akar yang bukan serabut dan tunggang disebut akar adventif. Berdasarkan jenis tersebut, akar tumbuhan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu jenis akar serabut, jenis akar tunggang, dan jenis akar adventif. 1. Jenis akar serabut Akar serabut berbentuk seperti serabut. Ukuran akar serabut relatif kecil, tumbuh di pangkal batang, dan besarnya hampir sama. Akar semacam ini dimiliki oleh tumbuhan berkeping satu monokotil. Misalnya kelapa, rumput, padi, jagung, dan tumbuhan hasil mencangkok. 2. Jenis akar tunggang Akar tunggang adalah akar yang terdiri atas satu akar besar yang merupakan kelanjutan batang, sedangkan akar-akar yang lain merupakan cabang dari akar utama. Perbedaan antara akar utama dan akar cabang sangat nyata. Jenis akar ini dimiliki oleh tumbuhan berkeping dua dikotil. Misalnya, kedelai, mangga, jeruk, dan melinjo. Ada beberapa akar khusus yang hanya terdapat pada tumbuhan tertentu, antara lain, akar isap, contohnya akar benalu; akar tunjang, contohnya akar pandan; akar lekat, contohnya akar sirih; akar gantung, contohnya akar pohon beringin; akar napas, contohnya akar pohon kayu api. 3. Jenis akar adventif merupakan akar yang tumbuh dari setiap bagian tubuh tanaman dan bukan akar primer. Misalnya akar yang keluar dari umbi batang, akar yang keluar dari batang cangkokan. Selain menjulur dari dasar tunas, akar tumbuhan juga dapat keluar dari permukaan tanah. Akar demikian bisa muncul dari batang ataupun daun. Kita dapat menyebut akar yang tumbuh pada bagian yang tidak semestinya ini dengan nama akar liar atau adventitious lihat Gambar. Akar liar berfungsi sebagai penyangga dan penyokong batang tumbuhan yang menjulang tinggi. Sebagai contoh ialah akar tanaman jagung yang tumbuh dari batangnya. Selain jenis akar adventif, masih ada jenis akar modifikasi lainnya, antara lain 1. Akar napas Akar naik ke atas tanah, khususnya ke atas air seperti pada genera Mangrove Avicennia, Soneratia berguna sebagai penyerap air dan untuk melakukan fotosintesis. 2. Akar gantung Akar sepenuhnya berada di atas tanah. Akar gantung terdapat pada tumbuhan epifit Anggrek. Yaitu untuk memudahkan tumbuhan epifit menempel pada inangnya, dan juga sebagai tempat fotosintesis. 3. Akar banir Akar ini banyak terdapat pada tumbuhan jenis tropik. Yaitu sebagai pengkokoh berdirinya suatu pohon. Biasanya pohon yang memiliki akar banir adalah pohon besar. 4. Akar penghisap Akar ini terdapat pada tumbuhan jenis parasit seperti benalu. Berguna sebagai alat penghisap dari tumbuhan seperti benalu terhadap inang yang ditumpanginya. Struktur akar Struktur dan jaringan penyusun akar pada tumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu secara morfologis dan secara anatomi. Secara morfologi dipotong membujur struktur akar terdiri atas leher akar pangkal akar, batang akar, cabang akar, serabut akar, rambut akar, ujung akar, dan tudung akar kaliptra. Bagian akar yang secara langsung terhubung dengan batang disebut leher akar. Sementara bagian yang berada di antara leher dan ujung akar dinamakan batang akar. Selanjutnya, akar juga memiliki bagian menonjol pada batang yang membentuk cabang akar. Selain itu, ada juga akar halus bercabang-cabang yang disebut serabut akar. Lalu, akar juga memiliki bagian yang mengalami diferensiasi pada jaringan epidermisnya. Bagian ini dinamakan rambut akar. Sementara, bagian ujung akar yang berfungsi sebagai pelindung mesistem saat akar memanjang menembus tanah disebut tudung akar. Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang dilindungi kaliptra tudung akar. Meristem apikal selalu membelah diri menghasilkan sel-sel baru. Sel-sel baru terbentuk pada bagian tudung akar atau bagian dalam meristem apikal. Pembelahan meristem apikal membentuk daerah pemanjangan, disebut zona perpanjangan sel. Di belakangnya terdapat zona diferensiasi sel dan zona pendewasaan sel. Pada zona diferensiasi sel, sel-sel akar berkembang menjadi beberapa sel permanen. Misalnya beberapa sel terdiferensiasi menjadi xilem, floem, parenkim, dan sklerenkim. demikianlah artikel dari mengenai Pengertian Akar Serabut Ciri–Ciri, Fungsi, contoh Akar Serabut. seomga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.
ciri ciri tunas air